Persiapan Ruhaniah
1. Jiwa dalam keadaan tenang, tidak gelisah serta tidak dalam keadaan emosi.
2. Senantiasa meluruskan niat dan keikhlasan bahwa khutbah bagian dari dakwah dan jihad di jalan Allah, serta ibadah meraih ridha-Nya. Merasakan dan memahami bahwa tidak akan diterima khutbahnya kecuali ikhlas karena Allah dan mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
3. Membiasan diri dengan membiasakan tilawah Al-Qur’an secara baik, wirid adan dzikir untuk menentramkan hati.
1. Jiwa dalam keadaan tenang, tidak gelisah serta tidak dalam keadaan emosi.
2. Senantiasa meluruskan niat dan keikhlasan bahwa khutbah bagian dari dakwah dan jihad di jalan Allah, serta ibadah meraih ridha-Nya. Merasakan dan memahami bahwa tidak akan diterima khutbahnya kecuali ikhlas karena Allah dan mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
3. Membiasan diri dengan membiasakan tilawah Al-Qur’an secara baik, wirid adan dzikir untuk menentramkan hati.
اَلَّذِيْنَ امَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
d
Dan orang-orang yang beriman dan mereka menjadi tentram hatinya dengan mengingat Allah, ketahuilah dengan mengingat Allah maka (menjadi) Tentramlah hati.
4. Membaca do'a pembuka hati dan pemancar perkataan, sebagaimana do'anya Nabi Musa Alaihissalam tatkala hedak berhadapan dengan Fir'aun.
4. Membaca do'a pembuka hati dan pemancar perkataan, sebagaimana do'anya Nabi Musa Alaihissalam tatkala hedak berhadapan dengan Fir'aun.
رَبِّ اشْرَحْ لِى صَدْرِي ، وَيَسِّرْلِى أَمْرِي ، وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي، يَفْقَهُوْا قَوْلِي
y
Y Ya Rabbku lapangkanlah dadaku... dan mudahkanlah urusanku... dan fahamkanlah ucapanku..."
s
Persiapan Jasadiyah
d1. Fisik harus benar-benar fit (sehat prima), yaitu dengan tetap senantiasa menjaga kebersiahan, kesucian, kesehatan, istirahat dan menyeimbangkan dengan aktivitas, ingat bahwa kebersiahan adalah sebagian dari iman, dan mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah, demikian pesan Rasulullah SAW.
2
22. Suara jelas tidak terbatuk-batuk, tidak tersendat-sendat, tidak terpotong-poton atau tidak juga sengau (jawa: " gremeng").
33.
3
0 komentar:
Posting Komentar